Feeds:
Posts
Comments

Archive for August 21st, 2016

a lie

Sebaik-baiknya bohong itu adalah yang tidak ketahuan,
Apapun alasan bohongmu,
Apapun alasan baik versimu,
Kebohongan adalah kebohongan,
menyakitkan bila ditemukan;
Jadi bohonglah baik-baik;
atau jujurlah bila kamu tidak pintar berbohong;
daripada akhirnya kamu menyakiti,
ketika maksudmu tidak menyakiti

Sebaik-baiknya orang percaya,
akan ada batasnya juga;
seperti karet penghapus yang lama-lama aus,
atau juga seperti sumbu kompor yang makin pendek;
Percaya itu mahal,
jadi rawatlah baik-baik;
Salah barang sekali atau dua kali sudah biasa,
bukankah manusia memang suka takut mengakui kesalahannya? pun juga takut dihakimi atau alasan-aasan yang lain;
Tapi ingatlah,
penghapus yang aus tak bisa kamu kembalikan, pun sumbu yang telah mengabu;

Jadi, baik-baiklah menggenggam percaya;
Kadang orang itu memiliki rasa yang sedemikian besar, hingga memilih kamu di atas logikanya;
tapi manusia tak mungkin terus kau biarkan melawan dirinya sendiri;
tak semua orang boleh merelakan dirinya gila demi sesuatu yang melawan logika; sekalipun dia mau,
jadi, baik-baiklah berujar, pun berbohong, karena segalanya ada masanya
Apa yang ada hari ini, siapa yang berdiri, siapa yang tertawa, juga siapa yang bersedih…

Baik-baiklah menjaga rasa yang dititipkan orang pada tanganmu,
jangan takabur karena dia selalu ada untukmu sedemikian rupa;
berhati-hatilah pula merawat luka;
tak semua ingat pulang ke sarang ketika sayapnya sudah sembuh kamu rawat;
lalu semoga kerikil tak pernah tertukar dengan mutiara,
dan hati tak pernah berpisah dengan logika;
sederhana saja

Lalu, di situ mungkin kita mengingat,
sebaik-baiknya orang, kadang mata memang harus menjadi teman hati untuk tetap waspada;
entah untuk berpisah jalan,
memilih membutakan mata,
atau memberikan kesempatan sekali lagi

*setelah mendengarkan kisah seorang teman

Read Full Post »