Kamu akan kurang mencintai ketika segalanya tidak baik-baik saja. Lalu kamu akan lebih mencintai ketika segalanya baik.
Masalahnya, mencintai bukan timbangan yang adil dan terjelaskan. Bagaimana bisa kurang mencintai karena kamu marah? Bagaimana bisa tidak peduli sekalipun kamu merasa sakit hati? Konsep yang tidak saya mengerti ketika orang mengatakan cinta itu seperti membeli barang di toko kelontong. Karena bukankah seharusnya orang berdiri lebih kuat ketika segalanya tidak baik-baik saja, alih-alih berusaha mengangkat kaki? Sedang baik-baik saja ataupun tidak, saya pikir siapa dan apa yang penting akan selalu sama. Mungkin begitu. Tapi bukankah katanya manusia memang tak pernah seragam? Lalu beberapa dari mereka, mengukur dengan ukuran dan asumsi yang ada di kepala masing-masing.
Ya, begitulah kebanyakan manusia. Mereka hanya memikirkan apa yang mereka lihat. Seperti yang terjadi pada saya beberapa bulan yang lalu. Katanya dia sangat menyayangi saya. Tapi rasa sayang itu langsung hilang karena dia menganggap saya berbohong. Padahal saya tidak berbohong. Hanya belum sempat bercerita tentang semua masa lalu saya kepada dia. Ya sudahlah, dari hal itu saya banyak belajar. Bahwa begitu sulitnya untuk mendapatkan cinta dan kasih sayang yang tulus.
@Light: Ada alasan untuk segalanya. Semoga segalanya menjadi lebih baik setiap hari